eHNJXD2Fys --- Obat-obatan --- Gangguan bipolar dan kehamilan"/>

Skip to Content

Categories: Education & Tips

Pengobatan gangguan bipolar

Mingu lalu kita sudah membahas tentang pengertian dan penyebab bipolar, kali ini kita akan membahas tentang bagaimana cara mengobati seseorang yang mengalami gangguan bipolar ini.

Gangguan bipolar membutuhkan pengobatan jangka panjang. Oleh karena itu meski penderitanya sudah merasa sembuh, dokter biasanya tidak akan menghentikan pengobatan begitu saja hingga dirasa cukup.

Tujuan pengobatan jangka panjang bipolar adalah untuk menurunkan frekuensi terjadinya episode-episode mania dan depresi agar penderita dapat hidup secara normal dan membaur dengan orang-orang di sekitarnya. Selain langkah pencegahan kambuhnya salah satu fase bipolar, terdapat juga obat-obatan untuk menangani gejala-gejala ketika sedang kambuh.

Penderita bipolar akan dianjurkan untuk memperbaiki pola hidup, misalnya dengan cara berolahraga secara teratur, tidur yang cukup, dan mengadopsi pola makan yang lebih sehat.

Sebagian besar penderita gangguan bipolar dapat membaik tanpa harus menjalani rawat inap di rumah sakit. Perujukan ke rumah sakit biasanya dilakukan jika gejala makin parah dan dikhawatirkan perilaku penderita dapat membahayakan orang lain atau dirinya sendiri, seperti misalnya bunuh diri.

eHNJXD2Fys

Obat-obatan

Ada sejumlah obat yang dapat digunakan untuk mengobati gangguan bipolar, tergantung gejala serta riwayat kesehatan masing-masing penderita, di antaranya:

  • Antikonvulsan, seperti misalnya lamotrigine dan divalproex.Obat ini sebenarnya biasa digunakan untuk mengobati epilepsi, namun efeknya telah terbukti efektif dalam menangani gangguan bipolar. Obat yang berfungsi sebagai penstabil suasana hati jangka panjang ini juga digunakan untuk mengobati episode mania. Beberapa efek samping penggunaan antikonvulsan di antaranya adalah:
    • Mengantuk
    • Pusing
    • Kenaikan berat badan
  • Lithium, yakni obat yang mampu mencegah terjadinya gejala mania dan depresi serta menstabilkan suasana hati. Selama penggunaan obat ini, tes darah untuk memeriksa kadar lithium di dalam tubuh perlu dilakukan secara rutin. Hal tersebut untuk memastikan kadar lithium masih dalam kisaran yang aman sehingga mencegah terjadinya efek samping serius berupa gangguan pada ginjal dan kelenjar tiroid. Efek samping penggunaan lithium lainnya adalah:
    • Gangguan pencernaan
    • Mulut terasa kering
    • Gelisah
    • Muntah
    • Diare
  • Antidepresan seperti fluoxetine. Pada beberapa penderita gangguan bipolar, obat pereda depresi ini dapat memicu episode mania. Oleh karena itu antidepresan kerap dipasangkan dokter dengan obat-obatan penstabil suasana hati. Salah satu efek samping penggunaan antidepresan adalah menurunnya libido atau lemah syahwat.
  • Antipsikotik, misalnya olanzapine dan ariprazol. Sama seperti obat-obatan antikonvulsan, antipsikotik diresepkan untuk mengatasi episode mania dan juga efektif untuk menstabilkan suasana hati. Beberapa efek samping penggunaan antipsikotik adalah:
    • Peningkatan detak jantung
    • Penglihatan kabur
    • Gemetar
    • Mengantuk
    • Kenaikan berat badan
    • Penurunan daya ingat

hipnoterapi

Terapi psikologis

Terapi psikologis untuk gangguan bipolar dapat menunjang obat-obatan yang telah diberikan. Melalui metode ini diharapkan kesembuhan pasien bisa tercapai secara lebih efektif.

Di dalam terapi psikologis, pasien akan dikenalkan dengan masalah kejiwaan yang sedang mereka alami. Pasien juga akan diajak mengidentifikasi hal-hal yang dapat memicu terjadinya episode suasana, baik itu dalam bentuk pemikiran maupun perilaku pasien. Setelah faktor pemicu gejala diketahui, psikiater atau ahli terapi akan membimbing pasien untuk mau mengubah pemikiran dan perilaku negatif mereka tersebut menjadi positif. Melalui metode yang dinamakan terapi perilaku kognitif ini, pasien juga akan diajari cara menanggulangi stres secara efektif, serta diberi nasihat-nasihat seputar pola makan, tidur, dan olahraga yang baik untuk kesehatan.

Tidak hanya pasien, keterlibatan keluarga dalam terapi psikologis juga bisa sangat membantu. Tujuannya adalah agar keluarga memahami kondisi yang dialami pasien sehingga bisa bekerja sama untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi di dalam rumah tangga yang mungkin saja menjadi penyebab gangguan bipolar, serta mencari jalan keluarnya.

 

Gangguan bipolar dan kehamilan

Merencanakan kehamilan bagi penderita bipolar wanita merupakan hal yang tidak mudah karena obat-obatan bipolar memiliki potensi efek samping dan dampaknya pada proses kehamilan belum sepenuhnya diketahui. Perlu kerja sama antara sisi medis yang menangani bipolar penderita dan kehamilannya.

Wanita hamil yang menderita gangguan bipolar umumnya mengalami dilema. Di satu sisi, jika dirinya mengonsumsi obat-obatan penenang suasana hati, maka janinnya bisa berisiko mengalami cacat. Namun di sisi lain, jika obat-obatan tersebut tidak digunakan, maka gejala gangguan bipolar wanita hamil tersebut bisa makin buruk.

Wanita yang sedang menyusui juga menghadapi masalah yang sama karena sebagian besar obat gangguan bipolar dapat terserap oleh ASI dan dikhawatirkan sang bayi bisa terkena efek samping dari obat-obatan tersebut.

Sebagai jalan keluar dari permasalahan tersebut, bicarakanlah pada dokter Anda untuk mendapatkan solusi pengobatan yang tepat tanpa harus membahayakan kondisi bayi.

 

 

Sumber: Alodokter, wikipedia

No comments yet. You should be kind and add one!

*required

*required - (will not be shared)

By submitting a comment you grant PsikologID a perpetual license to reproduce your words and name/web site in attribution. Inappropriate and irrelevant comments will be removed at an admin’s discretion. Your email is used for verification purposes only, it will never be shared.