Skip to Content

Categories: Story & Real Life

Y~O~L~O !

Death is life’s way of telling you you’re fired. Suicide is your way of telling life you quit ~

 

Picture : https://c.o0bg.com/rf/image_371w/Boston/2011-2020/2012/08/23/BostonGlobe.com/Ideas/Images/26word1a.jpg

Picture : https://c.o0bg.com/

 

Minggu lalu saya menulis sebuah artikel di blog pribadi saya dengan judul “No Need a Shoulder To Cry On”, yang dimana saya sedikit berbagi cerita tentang masalah yang sedang saya hadapi, dan ternyata setelah masalah itu lumayan mereda dan tidak bergejolak dalam diri saya, justru akhir-akhir ini saya mendapatkan beberapa kabar duka yang kembali mengoyak nurani.

Satu minggu terakhir ini saya menerima kabar duka berturut-turut, mulai dari kabar dari tanah suci banyak para jamaah haji yang wafat, sampai dengan kepergian dari orang-orang terdekat saya, yang pertama saya mendapatkan kabar dari sahabat saya sejak SMP yang dimana Ayahnya meninggal dunia tiga hari yang lalu, setelah itu kemarin hari Jum’at saya medapatkan kabar duka lainnya yaitu istri dari salah satu kolega keluarga saya meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas, dan keesokan harinya tepatnya pada hari Sabtu saya kembali mendengar berita duka atas meninggalnya Ayah dari sahabat kami di PsikologID yaitu Ayahanda dari Luluk Madita.

Mereka yang meninggalkan kami, meskipun bukan keluarga sendiri namun jujur saya merasakan rasa kehilangan yang amat dalam, apalagi mereka pergi dengan begitu cepat dan itu dia…yang namanya kematian tidak dapat kita prediksi dan bisa menghampiri siapa saja, kapan saja dan dimana saja.

Meskipun hati kecil sadar bahwa mereka yang sudah kembali kepada Sang Pencipta adalah mereka yang memang sudah saatnya “pulang” ke rumah yang abadi, karena pada akhirnya nanti kita semua akan berpulang kesana dan sudah semestinya kita ikhlas dan merelakan karena mereka sudah dipanggil Sang Pemilik kehidupan. Namun, kita tidak dapat berbohong jika kesedihan dan rasa kehilangan itu pasti ada. Sebagai sahabat dan kerabat yang pasti kita dapat membantu doa yang terbaik bagi yang meninggalkan dan yang ditinggalkan.

Beberapa kabar duka dan rasa kehilangan yang saya alami akhir-akhir ini membuat saya merenung akan makna hidup itu sendiri, bahwasannya kita hidup di dunia ini hanya sementara, tidak ada yang kekal dan abadi, bahkan apapun yang kita miliki semua hanyalah sementara….maka dari itu banyak sekali ungkapan atau kutipan yang menganjurkan kita untuk jangan menyia-nyiakan hidup, dan untuk menikmati hidup mesikpun banyak halangan serta rintangan yang menghadang. Mungkin teman-teman sering mendengar kata-kata “Living Live To The Fullest” atau “YOLO : You Only Live Once”? .

Memang benar apa yang dikatakan oleh ungkapan-ungkapan tersebut, namun dalam pemahaman saya pribadi selain kita memang harus menjalani hidup dengan penuh makna dan tidak boleh menyia-nyiakan hidup di dunia, kita juga harus lebih siap mempersiapkan kehidupan kita yang kedua nanti.

Menurut saya yang benar bukanlah “You Only Live Once”  tapi “You Only Die Once And Live Twice” ! Saya salah satu pribadi yang meyakini bahwa kehidupan yang sesungguhnya baru akan dimulai setelah kita mati nanti, kehidupan yang kekal, abadi, dan tak akan berakhir. Saat kita terlahir kedunia ini kita tidak dapat memilih ingin dilahirkan dalam keadaan yang seperti apa, kita tidak bisa memilih orang tua kita, kita tidak bisa memilih kehidupan seprti apa yang kita inginkan, kita lahir atas kehendak-Nya dan pilihan menjalani hidup ada di tangan kita masing-masing.

Menurut saya kehidupan kita saat ini merupakan sebuah kesempatan kedua bagi kita, karena apa yang kita lakukan sekarang adalah “bekal” untuk menjalani kehidupan yang kekal nanti. Kita dapat memilih hidup seperti apa yang kita inginkan sehingga jangan sampai kita kehilangan kesempatan yang baik ini.

Everything in life is temporary, so if things are going good; enjoy it, because it won’t last forever. And if things are going badly; don’t worry, it won’t last forever.

Selain kita bersiap mengumpulkan “bekal” untuk kebaikan hidup kita yang kedua, disisi lain kita juga harus lebih mawas diri jika kita sedang berada dalam titik terendah dalam hidup kita agar menjadi pribadi yang lebih kuat dan lapang dada, karena entah kebahagiaan maupun kesedihan yang kita alami saat ini semua hanyalah sementara, dan semua akan berakhir pada saatnya nanti.

Every ending is another beginning

Every beginning is a sign that there will be an ending

Nothing is ever over yet nothing lasts forever

After all, just enjoy the life you have at the moment

And be ready for your second chance in the future

 

Sekian sharing saya kali ini, semoga bermanfaat ^^

 

 

For more insight and inspiration please kindly visit my blog www.dreamchaserid.blogspot.com.

 

 

No comments yet. You should be kind and add one!

*required

*required - (will not be shared)

By submitting a comment you grant PsikologID a perpetual license to reproduce your words and name/web site in attribution. Inappropriate and irrelevant comments will be removed at an admin’s discretion. Your email is used for verification purposes only, it will never be shared.