Skip to Content

Categories: Education & Tips

Suka berdiskusi? Ini tipsnya !

Tidak cuma terjadi di dunia nyata aja, keberadaan media sosial juga memberikan wadah baru bagi kita untuk berdiskusi dan beradu argumen. Sayangnya, bentuk kebebasan berkomunikasi ini sering disalahgunakan dan kerap kali hanya berujung ke permusuhan dan sindir-menyindir.

Apakah kamu juga pernah mengalaminya? Kalau iya, jangan-jangan ada yang salah dengan caramu berargumen. Supaya kamu kelihatan lebih pandai ketika berargumen, coba gunakan delapan cara ini.

1. Selalu gunakan tutur kata yang halus dan sopan.

discussion-group-bdc340edfb1fd58d9274caa27c9b3022.jpg

Terima kasih atas ide segar yang kamu ajukan. Namun, sepertinya ada beberapa poin yang aku kurang setuju, berikut alasanku…

Menggunakan bahasa yang sopan merupakan awal yang baik dalam memulai debat. Perlu diingat ya, debat itu bukan berarti mencari musuh, kamu dan lawanmu sama-sama sedang berusaha mencari satu jawaban. Dengan menggunakan tutur kata yang sopan, kamu tidak hanya membuat orang lain lebih memahami maksud perkataanmu tapi kamu juga akan lebih dihargai. Setiap orang pasti tidak menyukai mereka yang gemar menghujat dan bernada merendahkan bukan? Kalau semuanya menggunakan bahasa yang halus dan sopan, berdebat akan terasa lebih bersahabat tentunya.

2. Jangan serang orangnya, tapi serang pendapatnya.

men-having-political-discussion-32ffebda8422857c3882e2998610cbff.jpg

Kenapa aku harus setuju dengan pendapatmu? Kamu bahkan belum punya gelar apapun, kerja saja belum.

Mempertahankan pendirian kamu dalam berdebat itu harus. Tapi jangan sampai dalih tersebut kamu gunakan untuk menjatuhkan lawanmu secara personal. Kalimat di atas merupakan salah satu contoh bentuk pembelaan yang tidak logis karena menyerang hal-hal yang menjadi privasi lawan. Terlebih, hal itu juga tidak membuatmu menjadi lebih benar. Etika berdebat yang baik adalah kamu harus bisa menciptakan kontra argumen yang sesuai dengan topik perdebatan itu sendiri. Ingat ya, jangan sampai argumenmu malah keluar jalur.

3. Pastikan juga bahwa argumenmu berlandaskan bukti.

istock-000048729346-large-760x506-c4c8bbec67974b5f8d68216804387449.jpg

Menurutku, A sama dengan C. Karena berdasarkan penelitian X, B lah yang membuat A menjadi C.

Semua orang bisa saja mengeluarkan pendapat, tapi pendapat mereka belum tentu valid selama tidak ada bukti. Hal ini yang membedakan antara debat kusir dan debat sungguhan. Kalau kamu ingin debatmu berbobot dan ilmiah, kamu harus menghadirkan bukti yang kredibel, tidak diragukan keabsahannya dan disertai penjelasan ilmiah ataupun empiris.

4. Ikutan nimbrung boleh, asal jangan asal bunyi.

groupdiscussion-e83765752c9b3f82c5a956a6949ca70c.JPG

Alah, dari tadi kalian cuma ngomong aja. Mana action-nya nih?

Ini merupakan salah satu contoh ngeselin yang kerap dilakukan mereka yang asal bunyi. Sesungguhnya dalam suatu debat atau bahkan diskusi, yang mutlak dilakukan ya berbicara. Mereka yang asal bunyi itu sama saja dengan memaksakan konseptor menjadi eksekutor. Tentunya gak relevan dong. Daripada kamu asal nimbrung hanya untuk memberi komentar yang gak penting, kenapa gak kamu mengutarakan argumenmu sendiri supaya forum diskusi menjadi lebih interaktif.

5. Tetap tenang dan sabar. Jangan mudah terpancing emosi.

20141111173903-how-politely-leave-conversation-72faf7615ed2f736c3a5e508903998b1.jpeg

Mendengar pendapat yang bertolakbelakang dengan pendapat kita sendiri memang terkadang bisa bikin emosi. Tapi emosimu jangan sampai dibiarkan karena emosi bisa menjadi sumber berbagai masalah. Kamu gak hanya jadi sulit berpikir jernih tapi juga bisa memicu konflik. Tetaplah menghadapi argumen dengan berkepala dingin dan jangan mudah tersinggung ya.

6. Jangan dikit-dikit baper.

arguing-workers-fbab6620373d79faca212a16ba359047.jpg

Duh, kok gak ada yang setuju sama pendapatku ya? Apa jangan-jangan mereka gak suka sama aku?

Jangan hanya karena pendapatmu ditolak, kamu berpikir kalau orang-orang tidak menyukaimu. Begitu juga sebaliknya, jangan hanya karena kamu gak suka sama orang tersebut, lantas setiap argumennya kamu tolak mentah-mentah. Sangat tidak logis bukan? Dalam berdebat, kamu juga harus bisa menjadi profesional. Profesional dalam arti bahwa kamu gak melibatkan perasaanmu, hanya sebatas logika berpikir dan pengetahuanmu saja.

7. Mengalah bukan berarti kalah.

7-ideas-for-tackling-tough-conversations-source-stocksy-a2fda3a0fbec6aabe67b51d05e4ef884.jpg

Aku akuin deh kamu memang lebih tahu dalam hal ini. Mungkin aku harus lebih banyak belajar lagi.

Di dalam debat sesungguhnya tidak ada yang menang dan yang kalah. Apabila argumenmu berhasil terbantahkan jangan dianggap sebagai suatu kekalahan. Anggaplah sebagai sebuah pelajaran baru bagimu. Jangan terlalu berbesar hati juga ketika argumenmu ternyata dibenarkan, karena belum tentu kamu akan benar di lain kesempatan.

8. Ketika akhirnya debatmu tidak menghasilkan kesepakatan,agree to disagree aja.

12067360425-884d2a4c0a-o1-820x546-e7c0e05d16282320f52a90fc64254467.jpg

Wah sepertinya aku masih belum bisa sependapat denganmu karena beberapa alasan. Semoga kita bisa satu suara di lain kesempatan ya.

Debat juga tidak melulu harus menghasilkan kesepakatan kok. Bahkan jika kamu liat dari sisi positifnya, debat yang tidak berujung membuktikan keberagaman pendapat dan tentunya patut dihargai. Debat juga bukan untuk menunjukkan siapa yang benar dan siapa yang salah, melainkan membuatmu melihat suatu hal dari perspektif lain dan juga membuka wawasanmu. Jadi, tetaplah rendah hati dan jangan takut kalau pendapatmu disanggah dan dilawan, karena hal itu cuma ditakutkan oleh orang-orang yang berpikiran sempit.

Kalau dari delapan cara di atas, sudah menjadi orang pandai belum kamu dalam berargumen?

Sumber : Idntimes

No comments yet. You should be kind and add one!

*required

*required - (will not be shared)

By submitting a comment you grant PsikologID a perpetual license to reproduce your words and name/web site in attribution. Inappropriate and irrelevant comments will be removed at an admin’s discretion. Your email is used for verification purposes only, it will never be shared.