Skip to Content

Categories: Psikologi Populer

Quater Life Crisis, Ketakutan yang Muncul Seiring Bertambahnya Usia

quarter life crisis
Quarter life crisis

Takut tambah dewasa, Takut aku kecewa, Takut tak seindah yang kukira

Potongan lirik lagu tersebut mungkin cocok untuk mendeskripsikan seseorang yang tengah mengalami quarter life crisis. Sempat banyak dibicarakan, sebenarnya apa sih quarter life crisis itu?

Pengertian Quarter Life Crisis

Quarter life crisis merupakan fase dimana seseorang merasa bingung, khawatir, dan tidak memiliki arah
Perasaan bingung, khawatir, dan tidak memiliki arah | pexels.com (MART PRODUCTION)

Quarter life crisis merupakan fase di mana seseorang merasa bingung, khawatir, dan tidak memiliki arah karena ketidakpastian akan kehidupannya di masa yang akan datang. Kondisi ini biasanya terjadi saat seseorang berada pada usia 18-30 tahun.

Fase krisis ini ternyata berdampak pada 86% kaum milenial yang sering merasa kesepian, tidak nyaman, hingga depresi di dalam hidupnya. Meski begitu, keadaan tersebut merupakan fase yang penting untuk dialami seseorang agar mampu mengenali diri sendiri serta mempersiapkan segala sesuatunya di masa depan.

Quarter life crisis biasanya bermula ketika masalah “orang dewasa” muncul pertama kali pada seseorang yang baru menginjak masa dewasanya. Beberapa hal yang sering memicu terjadinya quarter life crisis yaitu masalah pekerjaan, finansial, karir dan masa depan, melihat teman sebaya yang sudah mapan, mulai menjalani hidup mandiri, dan lain sebagainya.

Apa Saja Tanda atau Gejalanya?

Merasa kehilangan arah adalah salah satu gejala quarter life crisis
Merasa kehilangan arah dan kekurangan motivasi | unsplash.com (Anthony Tran)

Merasa kehilangan arah adalah salah satu gejala quarter life crisis. Hal ini dikarenakan fase ini dipenuhi dengan perasaan hampa yang membuat seseorang merasa kehilangan sesuatu dan kekurangan motivasi.

Seseorang yang mengalami fase krisis ini juga tidak tahu apa yang seharusnya mereka lakukan dalam hidup sehingga sering memiliki pertanyaan tentang siapa mereka dan apa tujuan hidupnya.

Gejala lain yang seringkali muncul yaitu perilaku impulsif, merasa “terjebak” pada suatu kondisi, ketidakmampuan untuk berkomitmen, sulit mengambil keputusan, merasa terisolasi, kesepian, cemas, depresi, insecure, dan merasa kehabisan waktu.

Bagaimana Cara Menghadapinya?

Menciintai diri sendiri
Mencintai diri sendiri | pexels.com (Matthias Cooper)

Salah satu cara untuk mengatasi krisis yang biasanya terjadi di usia 20-an ini adalah dengan belajar mencintai diri sendiri. Ketika kita terjebak dalam keadaan tidak nyaman tersebut, kita mungkin akan mengabaikan berbagai hal baik yang sebenarnya kita miliki.

Dengan mencintai diri sendiri, kita akan lebih mudah untuk mensyukuri hal-hal baik yang ada pada diri, serta mengetahui kekurangan apa yang masih dapat dan perlu kita perbaiki. Dengan begitu akan lebih mudah bagi kita untuk menentukan tujuan kedepannya dalam hidup.

Hal lain yang dapat kamu lakukan untuk menghadapi fase krisis ini yaitu dengan menyadari bahwa quarter life crisis adalah fase yang normal untuk dilalui.

Kemudian alih-alih membandingkan diri dengan orang lain, kamu dapat mengembangkan minat dan bakat yang kamu miliki. Buat rencana jangka pendek dan panjang, coba hal-hal yang baru, dan carilah dukungan dari lingkungan yang tepat.

No comments yet. You should be kind and add one!

*required

*required - (will not be shared)

By submitting a comment you grant PsikologID a perpetual license to reproduce your words and name/web site in attribution. Inappropriate and irrelevant comments will be removed at an admin’s discretion. Your email is used for verification purposes only, it will never be shared.