Skip to Content

Categories: Education & Tips

Psikologi Pendidikan

Psikologi Pendidikan

Psikologi pendidikan adalah cabang ilmu psikologi yang bersifat terapan. Pendidikan dibedakan menjadi 3 yaitu:

  • Pendidikan Informal adalah proses belajar yang relative tak disadari yang kemudian menjadi kecakapan dan sikap hidup sehari-hari. Misalnya, pendidikan dirumah, tempat ibadah, radio, televise, dan sebagainya.
  • Pendidikan Formal adalah pendidikan yang dilaksanakan dengan sengaja dengan tujuan dan bahan ajaran yang dirumuskan secara jelas dan dikasifikasikan secara tegas. Misalnya jenjang pendidikan sekolah.
  • Pendidikan Non-Formal adalah pendidikan yang dilaksanakan dengan sengaja tetapi tidak memenuhi syarat utuk termasuk dalam jenjang pendidikan formal. Misalnya, kursus menjahit, memasak, mengikuti workshop, dan lain-lain.

Definisi Pendidikan

Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu cara untuk mengembangkan ketrampilan, kebiasaan, dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi warga Negara yang baik.

1

Dari pandangan psikologi, pendidikan mencakup perubahan yang dapat dinyatakan sebagai suatu proses dan sebagai suatu hasil/produk.

  1. Sebagai proses mencangkup segala bentuk aktivitas yang akan memudahkan bagi individu dalam kehidupan bermasyarakat.
  2. Sebagai hasil/produk, mencangkup segala perubahan yang terjadi sebagai konsekuensi/ akibar dari partisipasi individu dalam kegiatan belajar.

 

Menurut undang-undang di Indonesia, pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajarn dan atau untuk latihan bagi perannya dimasa yang akan datang (UU RI No.2 th 1989).

Psikologi pendidikan merupakan aplikasi/ penerapan dari hasil-hasil penelitian psikologi dibidang pendidikan, dan merupakan suatu ilmu yang mempelajari secara sistematik perkembangan anak didik dalam setting (lingkup/situasi) pendidikan.

 

Metode –metode Dalam Psikologi Pendidikan

sd

  1. Metode Intropeksi

Melakukan pengamatan ke dalam diri sendiri/ self observation yaitu dengan melihat keadaan mental padawaktu tertentu.

  1. Metode Observasi

Observasi dapat diartikan sebagai kegiatan melihat suatu di luar diri sehingga diperoleh melalui observasi merupakan data Overt Behavior (perilaku yang tampak).

  1. Metode Klinis

Tujuan utama dari metode klinis adalah mempelajari kasus-kasus baik individual maupun kelompok, di dalam usaha untuk mendeteksi dan mendiaknosis masalah-masalah khusus yang dihadapi pelajar, serta memberikan langkah-langkah terapi untuknya/ pengobatannya agar subjek dapat kembali sehat penyesuaiannya.

  1. Metode Diferensial

Dignakan untuk meneliti perbedaan-perbedaan individual yang terdapat diantara anak didik. Metode ini umumnya menggunakan berbagai macam teknik pengukuran/ measurement (contoh: tes, angket, dan sebagainya)

  1. Metode Ilmiah

Digunakan untuk menyelesaikan permasalahanperilaku yang lebih kompleks yang harus bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Metode ilmiah adalah suatu prosedur yang sistematik dalam memecahkan permasalahan dan merupakan suatu pendekatan objektif yang terbuka untuk dikritik dikonfirmasikan, dimodifikasi atau bahkan mungkin ditolak kebenarannya oleh hasilpenelitian yang lebih kemudian.

Ada empat asumsi dasar tentang metode ilmiah:

  1. Metode ilmiah harus melakukan pengujian terhadap pernyataan-pernyataan, hasil-hasil, pemikiran hasil-hasil diskusi atau seminar dan isu-isu yang ada dan hidup didalam masyarakat secara empiric (empiric = diuji dengan data lapangan).
  2. Perilaku manusia mengikuti hukum tersebut dan dapat dihubungkan dengan factor-faktor kausal/ penyebab.
  3. Asumsi/ parsimony. Pengertian persemony dalam konteks asumsi dasar ini adalah bahwa di peneliti jangan cepat puas setelah mendapatkan hubungan sebab akibat dri suatu peristiwa, tetapi lebih jauhb lagi berusaha mendapatkan kejelasan yang logis bagaimana hubungan sebab akibat itu terjadi.
  4. Pestabilitas (pestability). Bahwa hasil sesuatu penelitian harus dapat sanggup untuk diuji kembali.
  5. Metode ekserimen

Kelebihan metode eksperimen sendiri adalah dapat melakukan pengontrolan secara ketat terhadap factor-faktor/ variable-variabel yang diperkirakan dapat “mencemari atau mengotori” hasil penelitain.

 

 

 

sumber: Ira, Prabowo “Psikologi Pendidikan”. depok, 1997

 

No comments yet. You should be kind and add one!

*required

*required - (will not be shared)

By submitting a comment you grant PsikologID a perpetual license to reproduce your words and name/web site in attribution. Inappropriate and irrelevant comments will be removed at an admin’s discretion. Your email is used for verification purposes only, it will never be shared.