Skip to Content

Categories: Education & Tips

Psikologi Belajar

Belajar adalah proses yang aktif, suatu fungsi dari keseluruhan lingkungan disekitarnya. Sedangkan Wittig (1991) memberi batasan bahwa belajar adalah beberapa perubahan yang relatif permanen didalam perilaku organisma sebagai hasil pengalaman.
Sumandi Suryabrata (1993) menyatakan bahwa ada beberapa hal pokok berkenaan dengan belajar, yaitu:

  1. Belajar itu membawa perubahan.
  2. Perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru.
  3. Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja).

Wittig, menjelaskan awalnya, organisma harus mengasimiliasikan atau mengerti materi-materi yang dipelajarinya.
Variabel-variabel yang membentuk atau menjadikan perubahan perilaku non belajar, sebagai berikut:

1. Motivasi

teori-motivasi-belajar

Motivasi disini didefinisikan sebagai beberapa kondisi yang memulai, menghubungkan dan memelihara suatu perilaku dalam organisma. Umumnya motivasi mempengaruhi penampakan perilaku, dan bila tingkat motivasi meningkat maka cenderung meningkat juga penampakan perilaku. Sehingga dikatakan bahwa motivasi sebagai fasilitas atau mempermudah penampakan perilaku.Kepekaan dan Kebiasaan

2. Observasi Naturalis

Pengertian-Observasi

Menampakkan suatu perilaku atau respon khusus bila berhadapan dengan situasi atau stimulus khusus. Dalam beberapa situasi belajar, respon organism terhadap stimulus akan berubah dengan mudah sebaai hasil dari tanggapannya terhadap stimulus tersebut.

3. Adaptasi Sensori

psikolgi-faal1

Suatu stimulus pasti akan mempunyai efek fisiologis pada proses-proses sensoria tau panca indera organisma. Adaptasi proses-proses sensori inilah yang memunculkan efek fisiologis pada perilaku organisma, yang disebut adaptasi sensori dan depertimbangan sebagai variabel perilaku bukan belajar. Misalnya seseorang telah belajar untuk dapat menyelesaikan tugasnya disuatu ruangan yang terang.

4. Ciri-ciri Fisiologis

faktor-faktor-yang-mempengaruhi-hasil-belajar

Kejadian-kejadian fisiologis yang merupakan ciri-ciri fisiologis, dapat mempengaruhi perilaku organisma. Misalnya karena pertumbuhan atau kemunduran fisiologis. Misalnya karenya pertumbuhan atau kemunduran fisiolgis yang menyertai pertambahan umur dapat mempengaruhi atau mengubah perilaku organism. Contohnya: bila mana ada gangguan syaraf pada oranisma karena kemunduran fisiologis yang menyertai bertambah tua umur organisma, sehinga organisma tidak dapat lagi menampakkan perilaku yang telah dipelajari sebelumnya.

5. Kondisi Belajar

29 Apr 2012 --- Elementary students listening in class. --- Image by © Hero/Corbis

Kondisi belajar penting dari lingkungan tempat belajar dapat mempengaruhi atau merubah perilaku organisma. Perubahan perilaku organisma yan disebabkan oleh kondisi lingkungan belajar, bukan karena belajar.

Nana Sudjana (1991) menyatakan bahwa belajar berbeda dengan pertumbuhan kedewasaan atau kematangan, dimana perubahan yang terjadi dalam individu berasal dari bawaan genetiknya.

Pada umumnya para psikolog menggunakan metode-metode yang berbeda dalam mengumpulkan data-data tentang proses belajar untuk menyusun teori-teori belajar. Metode tersebut dapat berupa metode eksperimen, observasi naturalis, studi kausal-komparatif, studi korelasi, survei dan tes psikologi, serta sejarah kasus klinikal (Wittig, 1981):

  1. Metode Eksperimen

Dasar dari metode eksperimen adalah komparasi. Dalam bentuk yang paling sederhana, dua kelompok homogen yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, diberikan latihan dalam kondisi berbeda karena danya manipulasi tertentu. Kedua kelompok itu di tes untuk mengetahui bagaimana responnya terhadap latihan tersebut. Jika variabel-variabel yang tidak ada relevansinya dengan eksperimen telah dikontrol, mka akan diketahui perbedaan hasil antara kelompok tes eksperimen dan kelompok control.

2. Observasi Naturalis

Para psikolog mengamati dan mencatat secara teliti kejadian-kejadian yyang muncul secara alami tanpa adanya manipulasi.

3. Studi Kasusal-Komparatif

Membandingkan subjek yang menampakkan pola perilaku khusus yang diteliti dengan subjek yang tidak menampakkan pola perilaku tersebut, dimana peneliti mencoba untuk mengungkapkan factor-faktor yan mungkin menyebabkan pola perilaku tersebut Nampak maupun tidak nampak.

4. Studi kolerasi

Mengungkap hubungan antar variabel dengan menggunakan teknik statistic dan melihat koefisien kolerasi. koefisien kolerasi dapat terlihattingkatan dan aral kolerasi.

5. Tes Psikologi dan Survei

Sejumlah atau perilaku belajar tertentu kadang-kadang dievaluasi dengan menggunakan tes psikologi dan survei yang didesain khusus, dengan menampilkan stimulus tertentu serta melihat dan mengukur respon yang dilakukan subjek.

6. Sejarah Kasus Klinikal

Perilaku belajar dan pola kepribadian di catat dari hasil perawatan secara klinis atau hasil konseling yang dilakukan oleh psikolog.
Sumber: Ritandiyono “Psikologi Belajar”

No comments yet. You should be kind and add one!

*required

*required - (will not be shared)

By submitting a comment you grant PsikologID a perpetual license to reproduce your words and name/web site in attribution. Inappropriate and irrelevant comments will be removed at an admin’s discretion. Your email is used for verification purposes only, it will never be shared.