
Narkissos atau Narsisus jatuh cinta terhadap dirinya sendiri. Lukisan karya Michelangelo Caravaggio. (Dikutip dari Wikipedia)
Gangguan kepribadian narsisisme (narcissist) atau narsisistik merupakan gangguan yang dialami seseorang untuk mencintai diri sendiri secara berlebihan dan memiliki ego yang tinggi. Orang seperti ini akan mudah sekali sensitif pada kegagalan apalagi jika ada yang mengkritik dirinya, mereka akan sangat marah dan depresi berat.
Seperti yang dikutip oleh Medicastore, orang yang memiliki gangguan kepribadian narsisistik cenderung memiliki sifat yang sombong dan meremehkan orang lain. Ketika mereka tidak diperlakukan khusus, mereka tidak akan terima dan akan ‘menginjak’ orang tersebut menjadi ‘rendah’ dimatanya. Orang yang percaya diri dan orang yang narsis sangat berbeda. Orang yang percaya diri tidak memandang rendah orang lain, namun bagi si penderita narsisistik menganggap dialah penguasa dan orang lain harus tunduk padanya.
Narsisistik sendiri dibagi dalam banyak jenis, seperti narsisistik paranoid, narsisistik depresif, narsisistik phallic, dan sebagainya. Pada dasarnya, narsisistik dapat dibedakan dalam dua perbedaan yaitu narsisistik yang berdasarkan performa kecerdasan, seperti halnya prestasi akademik dan narsisisme yang berdasarkan pada performa fisik mereka, seperti halnya ketampanan, kecantikan, ketahanan fisik atau kepopuleran diantara lawan jenisnya.
Bila gangguan kepribadian narsisistik tidak segera ditangani, maka akan timbul resiko yang dihadapi seperti:
- Depresi
- Keinginan bunuh diri
- Self injury
- Sulitnya menjalin hubungan dengan orang lain.
Penyebab gangguan kepribadian narsisistik belum diketahui secara pasti. Namun beberapa peneliti menyimpulkan jika narsisistik berpengaruh pada perilaku orang lain yang ekstrim seperti manja, pujian, dan bahkan perlakuan kejam pada waktu masih anak-anak.
Tidak ada obat khusus untuk mengobati narsisistik. Namun dengan penanganan psikoterapi sedini mungkin dapat menghilangkan gangguan kepribadian narsisistik. Adapun jenis-jenis terapi yang dapat dilakukan untuk menangani penderita narsis meliputi:
- Terapi kognitif, yaitu terapi yang membantu si penderita agar dapat menghilangkan perilaku yang negatif dan tidak sehat. Membuat si penderita lebih kepada pemikiran yang positif dan sehat bahwa hidup harus selalu disyukuri. Dalam terapi ini terus ditanamkan tentang motivasi dalam kehidupan.
- Terapi keluarga, terapi ini membutuhkan kerjasama keluarga agar dapat tereksplorasi pada masalah yang ada. Dengan melibatkan keluarga akan membantu penderita untuk pulih dan dapat merubah komunikasi dengan baik. Dan juga dapat menyembuhkan penderita jika adanya faktor dari keluarga yang mengakibatkannya menjadi narsisistik.
- Terapi kelompok, terapi dengan ikut serta pada penderita lainnya sehingga dapat merubah pola komunikasi pada orang lain dengan baik. Dalam terapi ini, penderita juga akan belajar bagaimana cara mendengarkan orang lain, memahami perasaan orang lain dan bahkan memberi dukungan kepada orang lain.
Penyembuhan narsisistik ini dapat dilakukan pada sesi terapi oleh PsikologID lho. Untuk info lebih lanjut tentang gangguan kepribadian, langsung saja follow akun twitter kami @PsikologID , fanpage Facebook: PsikologID dan instagram: PsikologID. Sampai jumpa di artikel selanjutnya.
http://meetdoctor.com/ , psikologiindonesia & Berbagai sumber.
Visit my blog battlepujangga.blogspot.com
There are 1 comment
Gejala Stress -
Sepertinya banyak yang merasa “tertampar” oleh kenyataan penyakit semacam itu. Bisa jadi termasuk saya. Fenomena trend media sosial tentu saja harus dibarengi dengan penggunaan secara bijak agar terhindar dari penyakit narsisistik. Terimakasih telah memberikan pencerahan
By submitting a comment you grant PsikologID a perpetual license to reproduce your words and name/web site in attribution. Inappropriate and irrelevant comments will be removed at an admin’s discretion. Your email is used for verification purposes only, it will never be shared.