Narkolepsi / Serangan Tidur
Narkolepsi dalam bahasa awam, bisa dikatakan sebagai serangan tidur, dimana penderitanya amat sulit mempertahankan keadaan sadar. Hampir sepanjang waktu ia mengantuk. Rasa kantuk biasanya hilang setelah tidur selama 15 menit, tetapi dalam waktu singkat kantuk sudah menyerang kembali. Sebaliknya di malam hari, banyak penderita narkolepsi yang mengeluh tidak dapat tidur.
Penyebab
Gangguan terjadi pada mekanisme pengaturan tidur. Tidur, berdasarkan gelombang otak, terbagi dalam tahapan-tahapan mulai dari tahap 1, 2, 3, 4 dan Rapid Eye Movement (REM.) Tidur REM adalah tahapan dimana kita bermimpi. Pada penderita narkolepsi gelombang REM seolah menyusup ke gelombang sadar. Akibatnya kantuk terus menyerang, dan otak seolah bermimpi dalam keadaan sadar
Gejala
Untuk mengenali penderita narkolepsi, terdapat 4 gejala klasik (classic tetrad):
Rasa kantuk berlebihan (EDS)
EDS adalah kondisi dimana seseorang yang merasakan rasa kantuk, dan gejala yang menyertai seperti mata lelah, lemas, menguap, tidak bisa konsetrasi, dan hal ini terjadi secara berlebihan.
Katapleksi (cataplexy)
Katapleksi merupakan gejala khas narkolepsi yang ditandai dengan melemasnya otot secara mendadak. Otot yang melemas bisa beberapa otot saja sehingga kepala terjatuh, mulut membuka, menjatuhkan barang-barang, atau bisa juga keseluruhan otot tubuh. Keadaan ini dipicu oleh lonjakan emosi, baik itu rasa sedih maupun gembira. Biasanya emosi positif lebih memicu katapleksi dibanding emosi negatif. Pada sebuah penelitian penderita narkolepsi diajak menonton film komedi, dan saat ia terpingkal-pingkal tiba-tiba ia terjatuh lemas seolah tak ada tulang yang menyangga tubuhnya.
Paralisis/Kelumpuhan saat tidur
Kelumpuhan Tidur adalah kelumpuhan otot volunter secara umum yang terjadi pada waktu awal tidur. Peristiwa ini mungkin disertai rasa dikejar-kejar atau perasaan akan adanya bahaya yang akan datang. Teror yang timbul dalam peristiwa tersebut baru dapat diceritakan oleh pasien beberapa tahun kemudian. Peristiwa ini juga dibatalkan dengan sentuhan sederhana. Kelumpuhan yang yang timbul pada pasien narkolepsi tersebut diperkirakan sebagai akibat dari inhibisi motor yang sama seperti yang terjadi pada tidur REM.Kelumpuhan saat tidur tanpa disertai narkolepsi dapat terjadi pada orang sehat yang kurang tidurtetapi, juga sering kali terlihat pada pasien dengan depresi.
Halusinasi Hypnagogic/hypnopompic
Kondisi mimpi yang menyusup ke alam sadar bermanifestasi sebagai halusinasi. Penderita narkolepsi biasanya berhalusinasi seolah melihat orang lain di dalam ruangan. Orang lain tersebut bisa orang yang dikenal, teman, keluarga, sekedar bayangan, hantu atau bahkan makhluk asing, tergantung pada latar belakang budaya penderita.
Dengan gejala-gejala yang tidak biasa ini, tidak jarang keluarga menganggap penderita narkolepsi mengidap gangguan jiwa.
(Sumber : wikipedia)
There are 1 comment
Muhammad Adin Ranaputra -
bagaimana cara mengatasi narkolepsi saat kegiatan belajar mengajar?
karna terkadang saya mengantuk saat menerima pelajaran,padahal tidur saya cukup
terimakasih
By submitting a comment you grant PsikologID a perpetual license to reproduce your words and name/web site in attribution. Inappropriate and irrelevant comments will be removed at an admin’s discretion. Your email is used for verification purposes only, it will never be shared.