Saat ini kamu mungkin sering mendengar kata self-healing di media sosial. Dalam bahasa inggris, kata healing berarti penyembuhan. Belakangan, penggunaan kata ini seringkali diidentikkan dengan jalan-jalan yang bersifat konsumtif. Meski tidak ada salahnya, namun self-healing dalam ilmu psikologi memiliki makna lainnya, lho.

Apa Itu Self-Healing?

Self-healing adalah kegiatan atau proses menyembuhkan diri sendiri dari luka batin. Dalam setiap fase hidup, kita mungkin akan mengalami kekecewaan, kesedihan, trauma, kecemasan, dan emosi negatif lainnya yang dipicu oleh kejadian tertentu. 

Perasaann ini wajar dialami setiap orang. Karena ada banyak hal yang sering membuat kita merasa tidak baik-baik saja. Emosi negatif yang terlalu lama dipendam, dapat berakibat buruk pada kesehatan mental seseorang. Bahkan, dalam beberapa kasus bisa menimbulkan penyakit serius. 

Menerapkan self-healing dapat membantumu mengeluarkan emosi negatif. Setiap orang memiliki cara tersendiri untuk menyembuhkan luka batinnya. Self-healing memiliki tujuan untuk memahami dan menerima ketidaksempurnaan diri sendiri. 

Namun, jika kamu merasa membutuhkan pertolongan, jangan ragu untuk menghubungi tenaga professional, seperti psikolog atau psikiater.

Cara Self-Healing Sederhana

Luka batin yang dipendam dapat membuatmu merasa lelah secara emosional. Meski kamu sedang tidak melakukan kegiatan yang berat, jika kamu memiliki luka batin yang belum diselesaikan, seringkali kamu akan merasa lelah. 

Kelelahan emosional dalam jangka waktu lama ini dapat mengganggu kegiatanmu. Untuk menyembuhkan luka batin tersebut, ada beberapa cara self-healing sederhana yang bisa kamu lakukan di rumah. 

1. Mindfulness

Cara self-healing yang pertama adalah mempraktekkan mindfulness. Mindfulness merupakan kegiatan meditasi untuk melatih fokus dengan kesadaran penuh terhadap lingkungan sekitar. 

Mindfulness membantumu mengelola perasaan, pikiran, dan lingkungan sekitar. Saat mempraktekkan mindfulness, kamu akan dapat menghubungkan titik-titik dalam pikiran untuk memahami peristiwa yang pernah terjadi. 

2. Me Time

Luka batin biasanya berkaitan dengan kehadiran orang lain. Mengatasi perasaan negatif tersebut bisa kamu lakukan dengan me time. Selama ini mungkin kamu terlalu memikirkan orang lain. Sehingga, kamu lupa untuk lebih peduli pada diri sendiri. Padahal, tokoh utama dalam kehidupanmu adalah dirimu sendiri. 

Dengan me time, kamu bisa meluangkan waktu untuk diri sendiri dan merasa lebih bermakna. Kebahagiaan yang kamu rasakan bukan berasal dari orang lain, melainkan dari dirimu sendiri. 

3. Berlatih Pernapasan

Perasaan nggak nyaman akibat luka batin biasanya muncul secara tiba-tiba. Perasaan ini membuatmu nggak bisa beraktivitas seperti biasa. Untuk mengatasinya, kamu bisa berlatih pernapasan. 

Tenangkan dirimu 5 sampai 10 menit terlebih dulu. Carilah posisi yang membuatmu nyaman dengan duduk atau berbaring. Tarik napas selama 6 detik, lalu buang napas selama 6 detik pula. Lakukan beberapa kali hingga kamu merasa tenang. 

4. Journaling 

Bagi sebagian orang yang tidak bisa mengutarakan perasannya secara lisan, menuliskannya adalah cara terbaik untuk mengeluarkan emosi negatif. Saat kamu merasa nggak baik-baik saja, kamu bisa melakukan journaling. 

Ambillah buku atau selembar kertas kosong dan luapkan semua perasaanmu. Kamu nggak perlu khawatir akan ada yang menilaimu. Saat menulis, biasanya kamu akan memahami apa yang sedang kamu rasakan. 

Cara self-healing di atas bisa kamu coba terapkan saat kamu sedang merasa nggak baik-baik saja. Mencintai diri sendiri adalah hal yang penting untuk dilakukan sebelum kamu memikirkan orang lain. 

Dengan menyembuhkan luka batin, kamu dapat menjalani kehidupan yang lebih baik setiap harinya. Jika kamu merasa membutuhkan bantuan profesional, kamu bisa menghubungi psikolog atau psikiater. Nggak ada yang salah kok dengan meminta bantuan orang lain untuk menyembuhkan luka batinmu.