Skip to Content

Mengapa Saya Sulit Bahagia ?

Gema takbir berkumandang di seluruh alam semesta, menyambut hari nan fitri. Saya mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1436 H bagi seluruh pembaca yang merayakannya.

Well, pada kesempatan kali ini saya akan membahas dan berbagi informasi mengenai sulitnya merasa bahagia. Check this out.

unnamed (1)

Anda sudah memiliki segalanya, tapi masih juga tak merasa bahagia. Makin dikejar, kenapa kebahagiaan justru makin sulit untuk diraih?

Pertanyaan tersebut tentunya sering muncul ketika kita dalam keadaan yang tidak menyenangkan, atau mungkin kita kecewa pada kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan dan keinginan kita.

 

 

BAGAI GELEMBUNG SABUN

unnamed (2)

Sebagian orang mengatakan bahwa kebahagiaan itu adalah sebuah keputusan. Ada juga yang menyatakan kebahagiaan adalah sebuah perasaan positif dan menggairahkan, yang setiap manusia bisa rasakan dari hati yang terdalam.

Lain lagi nih menurut Gede Prama, inspirator dan motivator terkenal, mengungkapkan, saat ini kebahagiaan adalah komoditas yang dicari atau dibeli. Ke mana pun akan dikejar, berapaun harganya akan dibeli. Pada kenyataannya ada banyak hal yang menjadi booster kebahagiaan.

Saya rasa anda semua setuju bahwa kebahagiaan tidak tergantung dari hal-hal yang berbau materialisme, seperti mengendarai mobil mewah atau memiliki jabatan/gelar yang prestigious.

Kebahagiaan pun tidak tergantung pada orang lain, seperti anda memiliki orang-orang yang penting di dalam hidup anda (meskipun cinta kasih dan kehadiran orang-orang tersebut dapat menambah keceriaan).

Kebahagiaan pun tidak tergantung pada sesuatu hal yang terjadi. Sebagai contoh jika anda tetap tinggal di tempat, akan menjadi baik dan jika anda meninggalkan tempat, akan menjadi tidak baik.

Namun, pada intinya segala sumber kebahagiaan yang kita cari di luar diri kita akan bersifat datang dan pergi dengan mudahnya seperti gelembung sabun.

KURANG SATU, MENGHAPUS YANG LAIN

Kalian tahu, hidup ini sebenarnya sudah sempurna. Tanpa kita sadari, manusia yang memiliki keinginanlah yang membuat hidup mereka seolah serba kurang. Penyebab dominan dari ketidakbahagiaan memang berasal dari diri sendiri. Sedangkan faktor-faktor dari luar hanya memperkuat faktor dari dalam. Kebanyakan orang lebih membiarkan pikiran memerintah perilaku kita sehari-hari, padahal pikiran kita hanya menilai hitam dan putih, atau salah dan benar saja. Disinilah kata hati menjadi yang penting untuk didengarkan.

unnamed (3)

Setiap perasaan tidak puas, kecewa, Dan tidak dapat menerima kenyataan, selalu memunculkan keinginan kita untuk membandingkan hidup kita dengan orang lain. Sama seperti anda, saya juga pernah merasakan hal seperti itu.

Menurut Erbe Sentanu, yang lebih akrab disapa Nunu, banyak orang beranggapan bahwa setiap hari ia akan berhadapan dengan berbagai peristiwa yang mengecewakan, atau yang membahagiakan. “Padahal, tidak ada yang membuat kita kecewa atau kita bahagia, kecuali diri kita sendiri. Jika kita kecewa terhadap sesuatu atau seseorang, itu adalah keputusan kita sendiri untuk merasa kecewa. Begitu juga ketika kita merasa berbahagia menerima berbagai peristiwa, maka kita akan berbahagia. Manusia bebas memilih untuk kecewa maupun berbahagia.”

Hmm, a nice words…

unnamed (4)

Kebanyakan orang tidak menyukai kesedihan dan mencintai kesenangan. Dan terkadang kesedihan, kekecewaan dan kemalangan bukanlah sesuatu hal yang buruk. Ketika saat itu datang, kita akan belajar bagaimana untuk bersabar, bekerja keras, terus bersemangat Dan bahkan move on. Ingatlah bahwa semua yang tidak menyenangkan adalah guru kehidupan.

 

AFFLUENZA : ‘VIRUS’ SULIT BERBAHAGIA

unnamed (5)

-when too much is never enough-

Gabungan kata affluence dan influenza di definisikan sebagai kondisi sosial yang muncul dari keinginan seseorang untuk menjadi lebih kata dan sukses. Affluenza juga disebut sebagai gejala situasi yang menghitung kesuksesan financial sebagai target tertinggi yang ingin dicapai seseorang.

Namun, orang yang terjangkit virus ini justru menemukan kenyataan bahwa kesuksesan ekonomi yang mereka buru, tak pernah bisa terpenuhi. Salah satu sebabnya adalah, naiknya tingkat kesejahteraan tersebut biasanya juga diiringi oleh kenaikan tuntutan terhadap keinginan. Keinginan terus bertumbuh, seperti candu, bagaikan siklus yang tak pernah berakhir.

 

unnamed (6)

Jika tidak diatasi, affluenza akan berpengaruh pada gangguan kepribadian dan berdampak pada kehidupan keluarga, komunitas Dan lingkungan.

Wahh, bahaya juga ya ternyata sulit bahagia itu..hmmm

BAHAGIA ITU BISA DILATIH

unnamed (8)

Untuk merasa berbahagia, butuh latihan dan disiplin. Caranya, dengan merasa cukup dan pandai bersyukur.

Memang jika kita turuti, keinginan kita gak akan ada habisnya. Hidup sederhana, makan cukup dan menikmati setiap waktu yang kita miliki dapat meningkatkan kebahagiaan yang tidak terbeli bagi sebagian orang.

“Bahagia itu gratis, gak perlu dicari, dan ada disekitar kita. Tentunya, asalkan kita mau meningkatkan kualitas bersyukur. Hidup dengan rasa bersyukur di hati adalah jalan pintas menuju kebahagiaan lahir batin,” tambah Nunu.

MANAJEMEN IKHLAS UNTUK BERBAHAGIA

Hufft, finally..

unnamed (10)

Virus affluenza bisa menyerang siapa saja loh. Jika tidak punya perasaan bersyukur, siapa pun bisa diserang affluenza dalam bentuk yang berbeda-beda. Pemicu ketidakbahagiaan di masyarakat modern antara lain muncul karena kita sering takut pada hal-hal yang belum terjadi, atau menuntut diri sendiri terlalu tinggi.

Salah satu cara menghindari affluenza adalah dengan menerapkan metode ikhlas. Ikhlas adalah keterampilan untuk berserah diri, baik harapan, keinginan, mau pun kekhawatiran kepada Tuhan. Hari yang tidak ikhlas, harus diatasi. Jika tidak, hati akan terus menebak-nebak.

Ikhlas juga tidak berarti kita harus melepaskan semua keinginan dalam hidup. Kita tetap bisa mengejar mimpi-mimpi kita, namun, ketika kita ikhlas, di dalam hati kita akan timbul rasa syukur, sabar, fokus dan tenang selama proses menuju sesuatu yang diinginkan. Karena, dalam keikhlasan, kita akan sepenuhnya menyerahkan keputusan pada Tuhan, meski tetap wajib berusaha.

Well, menurut saya, bahagia adalah hak setiap orang. Anda tidak akan tahu bagaimana rasa syukur itu yang akan bekerja dan menyelimuti ada dalam kebahagiaan.

“Saat kita mengungkapkan rasa syukur kita, kita tidak boleh lupa bahwa penghargaan tertinggi bukanlah pada kata-kata, tetapi bagaimana menerapkannya dalam hidup.”

Jhon F. Kennedy (1917-1963) – Presiden Amerika Serikat ke-35

 

Semoga bermanfaat bagi pada pembaca sekalian.. 🙂

Sumber :

  • Majalah Femina edisi September 2007
  • www.akuinginsukses.com
  • The Magic, Rhonda Byrne, Cetakan ke-5 2013