Skip to Content

Categories: Education & Tips

Terkilir,Keseleo,Cidera, jangan langsung diurut,gunakan R.I.C.E

Cidera tak selamanya akrab dengan seorang atlet olahraga. Karena selama ini, kata “cidera” biasanya kita dengar berasal dari arena olahraga. Karena semua orang, dengan profesi apapun bisa terkena cidera ini, bahkan seorang Ibu Rumah Tangga pun bisa terkena cidera.Sering kali masyarakat Indonesia menggunakan metode urut dalam menangani hal seperti jatuh,terkilir,keseleo,cidera bahkan fraktur atau patah tulang sekalipun metode ini tetap digunakan. Padahal ada hal-hal yang harus diperhatikan yang dalam bahasa kedokterannya disebut dolor, kalor, rubor, tumor dan fungsio laesa. Waduh… apaan tu? dan apa penyebab terjadinya dolor, kalor, rubor, tumor dan fungsio laesa mari kita bahas dulu.

 

Dolor

Dolor adalah rasa nyeri, nyeri akan terasa pada jaringan yang mengalami infeksi. Ini terjadi karena sel yang mengalami infeksi bereaksi mengeluarkan zat tertentu sehingga menimbulkan nyeri . Rasa nyeri mengisyaratkan bahwa terjadi gangguan atau sesuatu yang tidak normal [patologis] jadi jangan abaikan rasa nyeri karena mungkin saja itu sesuatu yang berbahaya.

Kalor

Kalor adalah rasa panas, pada daerah yang mengalami infeksi akan terasa panas. Ini terjadi karena tubuh mengkompensasi aliran darah lebih banyak ke area yang mengalami infeksi untuk mengirim lebih banyak antibody dalam memerangi antigen atau penyebab infeksi.

Tumor

Tumor dalam konteks gejala infeksi bukanlah sel kanker seperti yang umum dibicarakan  tapi pembengkakan. Pada area yang mengalami infeksi akan mengalami pembengkakan karena peningkatan permeabilitas sel dan peningkatan aliran darah.

Rubor

Rubor adalah kemerahan, ini terjadi pada area yang mengalami infeksi karena peningkatan aliran darah ke area tersebut sehingga menimbulkan warna kemerahan.

Fungsio Laesa

Fungsio laesa adalah perubahan fungsi dari jaringan yang mengalami infeksi. Contohnya jika luka di kaki mengalami infeksi maka kaki tidak akan berfungsi dengan baik seperti sulit berjalan atau bahkan tidak bisa berjalan.

 

Naaahhhhh bila salah satu dari 5 ciri diatas terjadi pada seseorang dan orang tersebut diberikan metode urut salah-salah bukannya sembuh tapi yang ada malah memperparah keadaan cidera.Karena itu untuk penanganan pertama sangat dianjurkan  menggunakan metode RICE.  Eits.. Jangan salah paham dulu, RICE yang saya maksud kali ini, bukanlah berarti Nasi. RICE yang ini, merupakan singkatan dari Rest, Ice, Compress and Elevate.

  1. R (Rest) = Istirahat

Yaa gampangnya istirahatin bagian tubuh yang sakit,jangan memaksakan diri karena malah akan memperburuk sakit/cidera anda. Segera setelah cedera sebaiknya jangan gunakan bagian cedera sama sekali atau istirahatkan total sekitar 15 menit. Kemudian, istirahatkan sampai nyeri pada cedera hilang, atau hingga 48 jam.  Jika bagian tersebut terasa sakit saat menahan beban, maka gunakanlah penopang. Jika bagian tersebut terasa sakit ketika digerakkan, maka lindungilah dengan menggunakan splint(spalek) / gips. Tujuannya adalah agar mencegah terjadi cidera lebih lanjut dan mempercepat proses penyembuhan.

Hasil gambar untuk istirahat cedera

  1. I (Ice) = Beri es

Pemberian es dilakukan dengan memasukkan pecahan es ke dalam kantung plastik seluas area cedera atau lebih. Setelah itu bungkus plastik dengan handuk yang sudah dibasahi, kemudian ditempelkan pada area cedera. Kemudian tutup dengan elastic verban melebihi permukaan dari kantung es tadi atau bisa menggunakan kantung es (cool pack) yang kini tersedia di apotek. Pemberian es sebaiknya dilakukan dalam waktu 10 menit atau sesegera mungkin setelah cedera selama 15 – 20 menit, kemudian diulang setiap 2-4 jam. Pemberian es secara berkala ini dilakukan selama 24 jam pertama setelah cedera.Secara umum manfaat penggunaan es pada cedera jaringan lunak adalah: Membatasi pembengkakan,mengurangi nyeri,mengurangi spasme otot

  1. C (Compress) = Balut tekan

Nahhhh di Indonesia masyarakat sering mengatakan bahwa compress ini merupakan metode pemberian es / air hangat,padahal sebenarnya compress yang dimaksud adalah aplikasi gaya tekan terhadap lokasi cedera. Kompresi digunakan untuk membantu aplikasi es dan membatasi pembengkakan yang merupakan faktor utama untuk mempercepat masa rehabilitasi. Oleh karena itu kompresi sering dikatakan sebagai bagian yang paling penting dari RICE. Aplikasi kompresi dilakukan dengan melilitkan elastic verban pada bagian cedera, yaitu dengan meregangkanverban hingga 75% panjangnya. Perlu diperhatikan saat melakukan pembebatan jangan terlalu ketat karena dapat menyebabkan gangguan sirkulasi dengan gejala-gejala seperti rasa baal, kesemutan, dan meningkatnya nyeri.Lilitan ini harus meliputi seluruh area cedera dan diaplikasikan secara terus-menerus selama 24 jam pertama sesudah kejadian cedera. Dalam kasus dimana terjadi perdarahan, kompresi juga dapat membantu menghentikan perdarahan.

Hasil gambar untuk balut tekan

 

  1. E (Elevation) = Meninggikan bagian yang cidera

Elevasi adalah meninggikan bagian yang mengalami cedera melebihi ketinggian jantung sehingga dapat membantu mendorong cairan keluar dari daerah pembengkakan. Elevasi juga akan membantu pembuluh darah vena untuk mengembalikan darah dari area cedera ke jantung sehingga mencegah terjadinya akumulasi ataupooling darah di area cedera.Bagian yang mengalami cedera diangkat sehingga berada 15-25 cm di atas ketinggian jantung. Elevasi sebaiknya dilakukan hingga pembengkakan menghilang.

 

Hasil gambar untuk rice metode

 

 

 

R.A.P

http://malangsportclinic.com

http://klikdokter.com

 

No comments yet. You should be kind and add one!

*required

*required - (will not be shared)

By submitting a comment you grant PsikologID a perpetual license to reproduce your words and name/web site in attribution. Inappropriate and irrelevant comments will be removed at an admin’s discretion. Your email is used for verification purposes only, it will never be shared.