Skip to Content

Categories: Education & Tips, Psikologi Populer

Jangan Biarkan Kesal Setitik Merusak Harimu yang Berharga

Pernah tidak, merasa kesal karena suatu hal yang sebenarnya sepele, lalu terlarut berjam-jam sepanjang hari? Dari pagi hari saat baru bangun tidur, lalu terbawa sampai tengah malam menjelang tidur. Atau mungkin, terbawa berhari-hari. Wajah ber-title ‘bad mood’, di mana setiap orang yang kita jumpai dapat membacanya dengan jelas. Tertulis hastage ‘jangan ganggu’ yang membuat orang lain enggan menyapa.

Terlalu seram untuk disapa, terlalu bahaya untuk ditanya. Sadar atau tak disadari, kita cuek dengan orang lain di sekitar kita yang sebenarnya ingin say “hello”, tersenyum “good morning” dengan wajah “welcome“-nya. Kita asyik terlarut berjam-jam atau berhari-hari dalam kekesalan yang sepele, yang mungkin waktu berlangsungnya hanya beberapa menit. Dan yang lebih mengesalkan lagi, jika pemicunya adalah orang lain, mungkin orang yang bersangkutan pun sudah melupakannya tanpamerasa berdosa.

Sedangkan kita, kita asyik sendiri dengan perasaan kesal yang berkabut tebal. Melupakan puluhan jam yang ada, yang sebenarnya dapat mencerahkan hari kita, di mana dapat kita ciptakan bahagia, tawa & senyuman. Namun, sayangnya semuanya terlewat.

Saya merenungi tentang ini, di kala terjebak dalam bad mood karena pancingan yang sepele. Begitu ruginya saya membiarkan & merawat kekesalan yang ada sepanjang hari. Menolak tawa & senyum yang dapat membuat hati ini gembira. Sejak saat itu, saya berkomitmen, saya tidak akan kesal berlama-lama. Saya tidak mau memelihara kekesalan lebih dari satu jam. Bila ada masalah yang memancingnya, akan saya selesaikan segera.

Bila tak dapat dilakukan segera, ya saya tunda. Tapi dengan segera saya padamkan dahulu percikan kesal itu sebelum menyeruak ke bagian yang lebih dalam. Mengganggu pikiran, hati & merusak senyum indah yang dapat saya bagikan pada orang-orang di sekeliling saya. Bahkan mungkin dapat melukai mereka secara tak sengaja. Saya tak mau itu terjadi.

Selesaikan masalahnya, lupakan kesalnya. Itu adalah solusi yang membuat saya merasa sangat lega. Sebagian dari kita, memilih melupakan masalahnya tetapi menyimpan kekesalannya. Sadar tak disadari, sebenarnya masalah itu tak pernah selesai, hilang atau pergi. Masalah itu tetap ada, tetapi bersembunyi di balik ketakutan atau kekhawatiran diri.

Masalah itu tak pernah mengecil, malah mungkin bertumbuh lebih besar di bawah sadar. Dan akhirnya meledak ketika terpancing umpan pada batas dangkal. Menjadi sangat terganggu dengan hal sepele karena kekesalan yang menumpuk di hari-hari kemarin. Jadi, marilah kita selesaikan segala masalah yang ada dengan hati yang dingin dan lupakan kekesalannya.

Jangan biarkan kesal setitik membuat kerut cemberut sepanjang hari. Dua puluh empat jam kita terlalu berharga untuk dibuat mendung. Ada banyak orang yang membutuhkan senyum dan tawa kita di luar sana untuk mencerahkan hari-hari mereka, yang mungkin sebenarnya tak pernah kita sadari.

No comments yet. You should be kind and add one!

*required

*required - (will not be shared)

By submitting a comment you grant PsikologID a perpetual license to reproduce your words and name/web site in attribution. Inappropriate and irrelevant comments will be removed at an admin’s discretion. Your email is used for verification purposes only, it will never be shared.