Skip to Content

Categories: Education & Tips

gejala dan cara menangani autis

Autisme atau Autism Spectrum Disorder (ASD) adalah gangguan perkembangan yang memengaruhi interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku. ASD melingkupi sindrom Asperger dan autisme pada masa kanak-kanak.

 

Gejala dan Diagnosis Autisme

gejala autis biasanya baru terlihat jelas setelah terjadi perubahan signifikan dalam kehidupan seseorang dan umumnya mulai berkembang pada masa kanak-kanak. Gejala-gejalanya cenderung bervariasi pada tiap penyandang, tapi dapat dikelompokkan menjadi dua kategori utama.

Kategori pertama adalah gangguan interaksi sosial dan komunikasi. Gejala ini meliputi gangguan pemahaman dan kepekaan terhadap perasaan orang lain serta penguasaan bahasa yang lamban.

Kategori kedua adalah pola pikir, minat, dan perilaku yang terbatas dan bersifat mengulang. Contoh gerakan repetitif, misalnya mengetuk-ngetuk atau meremas tangan, dan merasa kesal saat rutinitas tersebut terganggu.

Penyebab Autisme Serta Mitosnya

Ada beberapa faktor genetika dan lingkungan yang diperkirakan dapat menyebabkan kelainan ini, tetapi penyebab autisme yang pasti belum diketahui hingga saat ini. Dalam kasus-kasus tertentu, autisme juga mungkin disebabkan oleh penyakit tertentu.

Vaksin campak, gondong, dan rubela (MMR) pernah dicurigai sebagai penyebab autisme sehingga banyak orang tua yang enggan memberikannya pada anak mereka. Tetapi setelah melakukan berbagai penelitian ekstensif yang melibatkan jutaan anak, para peneliti sama sekali tidak menemukan bukti yang menghubungkan vaksin MMR dan autisme.

The word AUTISM spelled out over blank puzzle in a hand.

The word AUTISM spelled out over blank puzzle in a hand.

Gejala Dalam Interaksi dan Komunikasi Sosial

  • Perkembangan bicara yang lamban (misalnya tidak bisa bicara lebih dari 10 kata saat usianya dua tahun) atau sama tidak bisa bicara.
  • Tidak pernah mengungkapkan emosinya
  • Tidak peka terhadap perasaan orang lain.
  • Tidak merespons saat namanya dipanggil, meski indera pendengarannya normal.
  • Tidak mau bermanja-manja atau berpelukan dengan orang tua atau saudara.
  • Cenderung menghindari kontak mata.
  • Jarang menggunakan bahasa tubuh serta ekspresi wajah saat berkomunikasi.
  • Tidak bisa memulai percakapan, meneruskan obrolan, atau hanya bicara saat meminta sesuatu.
  • Nada bicara yang tidak biasa, misalnya datar seperti robot.
  • Sering mengulang kata-kata dan frasa, tapi tidak bisa menggunakannya dengan tepat.
  • Cenderung terlihat tidak memahami pertanyaan atau petunjuk yang sederhana.
  • Tidak memahami interaksi sosial yang umum, misalnya cara menyapa.

Gejala Dalam Pola Perilaku

  • Memiliki kelainan dalam pola gerakan, misalnya selalu berjinjit.
  • Lebih suka rutinitas yang familier dan marah jika ada perubahan.
  • Tidak bisa diam.
  • Melakukan gerakan repetitif, misalnya mengibaskan tangan, mengayunkan tubuh ke depan dan belakang, atau menjentikkan jari.
  • Cara bermain repetitif dan tidak imajinatif, misalnya menyusun balok berdasarkan ukuran atau warna daripada membangun sesuatu yang berbeda.
  • Hanya menyukai makanan tertentu, misalnya memilih makanan berdasarkan tekstur atau warna.
  • Sangat terpaku pada topik atau kegiatan tertentu dengan intensitas fokus yang berlebihan.
  • Cenderung sensitif terhadap cahaya, sentuhan, atau suara, tapi tidak merespons terhadap rasa sakit.

 

 

Autisme

Cara menangani anak autis

  1. Kenali Anak Anda; Awal Menangani Anak Autis
    Hanya sedikit anak-anak autis yang “buruk” dengan sengaja, banyak dari mereka yang memiliki perilaku yang sulit. Setiap anak berbeda, dan mengetahui anak Anda sendiri adalah kunci untuk mengambil tindakan. Apakah anak Anda ekstra-sensitif terhadap suara dan cahaya? Apakah dia perlu banyak “Input Sensorik”  (input/masukan melalui pancaindra)? Apakah dia akan salah mengerti dengan pendekatan Anda? Semakin banyak Anda tahu, semakin mudah untuk menangani anak autis.
  2. Ubah Keinginan Anda Terhadap Anak Anda
    Orang tua Anda mungkin mengajarkan Anda untuk duduk diam selama waktu makan. Akan tetapi itu bukan keinginan yang wajar bagi kebanyakan anak autis. Cobalah memulai dengan tujuan yang lebih kecil, seperti duduk diam selama tiga menit, makan dengan sendok, atau apa pun yang Anda pikir dia bisa menangani. Kemudian barulah membangun tujuan yang lebih besar, seperti duduk diam selama waktu makan.
  3. Ubah Lingkungan Tempatnya Berada
    Keamanan adalah kuncinya. Demi menangani anak autis, menciptakan lingkungan yang aman adalah sebuah tantangan. Karena begitu banyak perilaku anak Anda mungkin memiliki potensi yang membahayakan dirinya, sangatlah penting untuk mengambil tindakan pencegahan, seperti membaut rak pada dinding dan/atau lantai dengan kencang, atau memastikan lemari berdiri dengan aman. Atau bisa juga menutupi dengan benda lain yang bisa mencegahnya untuk memanjat.
  4. Pertimbangkan Kemungkinan Sumber Perilaku
    Banyak anak autis sangat menginginkan, atau sebaliknya “over-respond” terhadap Input Sensorik. Sebagian lagi berganti-ganti diantara keduanya. Sangat sering perilaku “buruk” anak autis sebenarnya adalah reaksi terhadap Input Sensorik berlebih, atau terlalu sedikit. Dengan hati-hati mengamati anak Anda, Anda mungkin dapat mengetahui penyebabnya.
  5. Hilangkan Input Sensorik Berlebih Untuk Menangani Anak Autis
    Jika reaksi anak Anda berlebih terhadap Input Sensorik, ada banyak cara untuk mengubah situasi ini. Tentu saja, pilihan pertama adalah hanya menghindari penyebab Input sensorik berlebih seperti parade, taman hiburan dan sejenisnya. Ketika itu tidak bisa dilakukan, Anda bisa menggunakan sumbat telinga, mainan yang bisa mengalihkan, atau cara membujuk lainnya untukmenangani anak autisAnda sementara waktu.
  6. Menyediakan Input Sensorik Untuk Menangani Anak Autis
    Jika anak Anda menabrakkan diri di sofa, memanjat dinding atau berputar-putar, kemungkinan dia sedang membutuhkan “Input Sensorik”. Anda dapat menyediakan Input Sensorik dalam beberapa cara yang tepat. Beberapa orang menyarankan menangani anak autisdengan pelukan hangat, lainnya menyarankan menghimpitnya menggunakan bantal sofa dengan hati-hati, menggulung mereka seperti “hot dog” dalam selimut, atau memberi mereka rompi atau selimut yang diberi pemberat.
  7. Nikmati Keberhasilan Anak Anda
    Anda, sebagai orang tua, adalah yang seharusnya memberi semangat atas keberhasilan pertama anak Anda. Anda senang ketika ia mengatakan “ya” untuk sebuah ajakan bermain, melengkapi kalimat, atau menendang bola bolak balik beberapa kali. Dia mungkin tidak akan menjadi kapten tim sepak bola, tetapi dia berhasil menjadi dirinya sendiri.
  8. Temukan Cara Bergembira Bersama
    Tidaklah mudah untuk menyatukan autisme dan kegembiraan. Tetapi jika Anda berpikir, ketika sedang menangani anak autis; menggulung anak Anda hingga seperti “hot dog”, memantul di trampolin atau bahkan duduk dan berpelukan bersama-sama dapat menjadi sangat menyenangkan. Daripada mengkhawatirkan tentang hasil terapis dari setiap tindakan, cobalah saja menikmati kekonyolan, gelitikkan, pelukan … dan anak Anda sendiri. Setidaknya untuk sementara waktu!

 

 

 

 

 

 

Sumber: alodokter,solusiautis

No comments yet. You should be kind and add one!

*required

*required - (will not be shared)

By submitting a comment you grant PsikologID a perpetual license to reproduce your words and name/web site in attribution. Inappropriate and irrelevant comments will be removed at an admin’s discretion. Your email is used for verification purposes only, it will never be shared.